05 Juni 2008
LOKAKARYA NASIONAL PEKAN PRODUK BUDAYA INDONESIA
Peran Perguruan Tinggi Di Industri Kreatif Periklanan
Kementerian Perdagangan melaksanakan kegiatan seminar dan lokakarya Produk Budaya Indonesia di Jakarta Convention Centre dari tanggal 4-8 juni tahun 2008. Kegiatan ini sebagai salah satu alternatif upaya untuk mensosialisasikan dan menumbuhkembangkan Industri dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Pengembangan Industri dan Ekonomi Kreatif adalah salah satu alternatif untuk meningkatkan penerimaan dan pendapatan negara setelah produksi minyak sebagai sumber devisa terus mengalami penurunan. Ada 14 sub sektor ekonomi kreatif yang menjadi prioritas pengembangan yaitu, 1).Periklanan, 2).Arsitektur, 3).Pasar Barang seni, 4).Kerajinan (Craft), 5).Desain, 6).Fesyen (fashion), 7).Video,Film dan Fotografi, 8).Permainan Interaktif, 9).Musik, 10).Seni Pertunjukan, 11).Penerbitan dan Percetakan, 12).Layanan Komputer dan Sofware, 13).Broadcasting TV dan Radio, 14).Riset dan Pengembangan.
Salah satu sub sektor ekonomi kreatif yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah bidang periklanan. Belanja iklan Indonesia tahun 2007di media utama televisi, koran dan majalah berdasarkan data Nielsen Media Research, mencapai angka Rp.35.1 trilyun meningkat 17% di bandingkan tahun 2016 mencapai Rp. 30 trilyun rupiah. Namun perkembangan bidang industri kreatif periklanan Indonesia dapat dikatakan masih belum berkembang dengan baik, hal ini tercermin dari penguasaan pasar di industri periklanan masih dikuasai oleh perusahaan/agency luar dengan melibatkan sumber dana yang besar. Sumber daya manusia bidang kreatif periklanan juga dirasakan masih terbatas baik dalam jumlah dan kualitasnya sehingga juga kalah bersaing dengan tenaga kerja dari luar terutama untuk menduduki middle dan top manajemen dalam agency. Dengan prediksi pertumbuhan periklanan di masa mendatang yang diperkirakan akan terus meningkat maka perlu adanya upaya untuk membenahi industri ini agar dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat. Disamping aspek regulasi untuk menata industri maka yang tidak kalah pentingnya adalah penyiapan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang periklanan, dengan kata lain dalam hal ini perlu adanya sinergi yang positif antara peran pemerintah, Industri dan peran lembaga pendidikan.
Salah satu sub sektor ekonomi kreatif yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah bidang periklanan. Belanja iklan Indonesia tahun 2007di media utama televisi, koran dan majalah berdasarkan data Nielsen Media Research, mencapai angka Rp.35.1 trilyun meningkat 17% di bandingkan tahun 2016 mencapai Rp. 30 trilyun rupiah. Namun perkembangan bidang industri kreatif periklanan Indonesia dapat dikatakan masih belum berkembang dengan baik, hal ini tercermin dari penguasaan pasar di industri periklanan masih dikuasai oleh perusahaan/agency luar dengan melibatkan sumber dana yang besar. Sumber daya manusia bidang kreatif periklanan juga dirasakan masih terbatas baik dalam jumlah dan kualitasnya sehingga juga kalah bersaing dengan tenaga kerja dari luar terutama untuk menduduki middle dan top manajemen dalam agency. Dengan prediksi pertumbuhan periklanan di masa mendatang yang diperkirakan akan terus meningkat maka perlu adanya upaya untuk membenahi industri ini agar dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat. Disamping aspek regulasi untuk menata industri maka yang tidak kalah pentingnya adalah penyiapan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang periklanan, dengan kata lain dalam hal ini perlu adanya sinergi yang positif antara peran pemerintah, Industri dan peran lembaga pendidikan.
Dukungan penyiapan sumber daya manusia bidang kreatif periklanan secara umum dirasakan mulai tumbuh, hal ini dengan melihat dari mulai banyaknya jumlah perguruan tinggi yang membuka fakultas ilmu komunikasi dengan program studi atau peminatan periklanan dan program studi desain komunikasi visual yang ada. Standar profesi di bidang periklanan ini membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki multi disiplin ilmu, selain harus menguasai bidang ilmu komunikasi dan pemasaran juga perlu memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam merancang visual. Pada kenyataannya menghasilkan tenaga kreatif periklanan dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan terutama di perguruan tinggi, mulai dari penyusunan kurikulum, penyiapan sarana dan prasarana dan terutama masih terbatasnya tenaga dosen yang sudah tersertifikasi di bidangnya.
Berbagai upaya dapat dilakukan perguruan tinggi dalam pengembangan kualitas dan efektifitas proses pembelajaran. Sebagaimana halnya dilakukan oleh Program Studi Periklanan Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika (AKOM BSI) yang selalu melibatkan para praktisi dan alumni dalam menyusun kurikulum dengan harapan kurikulum yang disusun selalu up to date dengan kebutuhan dunia kerja. Bahan kajian- bahan kajian dalam mata kuliah secara periodik di evaluasi dan dikembangkan dengan menerapkan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada pelibatan mahasiswa. Langkah lain dalam proses pembelajaran adalah dengan melibat para praktisi untuk mengajar dan mengadakan kegiatan seminar dan workshop secara terjadwal, hal ini ternyata memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki mahasiswa, di sisi lain para dosen dan instruktur dapat menarik pembelajaran dari praktisi melalui program pendampingan dan kegiatan diskusi.
Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran sebagai perguruan tinggi vokasi Prodi Periklanan AKOM BSI tidak hanya dilakukan melalui pemahaman teoritis saja, tetapi juga lebih menekankan pada kemampuan mahasiswa menghasilkan ide kreatif dan melakukan eksekusi dengan menghasilkan karya. Secara periodik diadakan pameran untuk menampilkan karya mahasiswa baik ditempat umum maupun di lingkungkan kampus, dengan adanya kegiatan ini mampu menambah motivasi dan semangat kepada mahasiswa untuk membuat karya yang terbaik dan menghargai hasil karya. Selain adanya pameran untuk membangun semangat kompetisi maka diadakan juga lomba antar mahasiswa melalui program Ad Camp. Acara kompetisi ini di rancang bersama dengan kegiatan workshop yang dilaksanakan di selama 3 hari di luar kampus, dewan juri yang menilai karya mahasiswa adalah para praktisi sehingga dapat menjaga obyektivitas sekaligus dapat memberikan masukan-masukan untuk perbaikan dan setiap karya mahasiswa yang terbaik diberikan penghargaan berupa sertifikat. Mahasiswa yang ikut dalam perlombaan diluar kampus terkait mata kuliah tertentu maka diberikan bimbingan, dan apabila dapat meraih penghargaan maka diberikan kelulusan pada mata kuliah tersebut dengan nilai tertinggi. Mahasiswa juga dilatih untuk dapat meng handle klien yang sesungguhnya dalam mengerjakan tugas akhir dengan cara individu atau secara berkelompok sesuai pilihan outline yang disediakan.
Dukungan sarana dan prasarana yang ada menjadi faktor penting dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran, seperti tersedianya laboratorium komputer dengan standar desaian grafis dan multimedia, studio fotografi, radio dan televisi. Pemanfaatan internet di lingkungan kampus dan kelas juga memberikan manfaat bagi mahasiswa, terutama untuk mendapatkan referensi-referensi yang terbaik dari berbagai sumber yang ada baik dari dalam maupun luar negeri.
Selain bekerja di bidang Agency periklanan, dari hasil tracer studi yang ada bahwa mahasiswa yang berwirausaha secara mandiri terbilang cukup banyak, rata-rata 10 % dari lulusan memulai usahanya setelah lulus. Selain itu pilihan profesi dari lulusan prodi periklanan juga bekerja dibidang marketing, percetakan, production house dan menjadi instruktur desain grafis pada lembaga pendidikan menengah dan kursus.
Peran lain yang bisa dilakukan perguruan tinggi adalah melakukan edukasi kepada masyarakat terkait profesi bidang periklanan, pada kenyataan masih banyak masyarakat yang awam dan kurang mengenal bidang kerja dan profesi dalam Agency Periklanan.
![]() |
Peserta seminar dan Lokakarya Bidang Periklanan terdiri dari para praktisi, akademisi, pelajar dan masyarakat umum |
laporan dari tautan lain :
https://johnherf.wordpress.com/2008/06/05/brand-periklanan-sangat-penting/